Faktor - Faktor yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni movere,
yang berarti “menggerakkan” (to move). Ada banyak perumusan mengenai
motivasi, menurut Mitchell dalam winardi, motivasi mewakili proses-proses
psikologika, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya dan terjadinya
persistensi kegiatan-kegiatan suka rela (volunter) yang diarahkan ketujuan
tertentu (Winardi, 2001: 1).
Menurut RA. Supriyono, motivasi adalah kemampuan untuk berbuat
sesuatu sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan untuk
berbuat sesuatu. Motivasi seseorang di pengaruhi oleh stimuli kekuatan, 11
intrinsic yang ada pada individu yang bersangkutan. Stimuli eksternal
mungkin dapat pula mempengaruhi motivasi tetapi motivasi itu sendiri
mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut (Supriyono,2003 : 329 ).
Rumusan lain tentang motivasi yang diberikan oleh Stephen P. Robbins
dan mary coulter dalam winardi, yang dimaksud motivasi karyawan adalah
kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi, untuk mencapai tujuan-tujuan
keorganisasian, yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian, untuk
memenuhi kebutuhan individual tertentu (Winardi, 2001 : 1-2).
Definisi lain tentang motivasi menurut Gray et-al dalam Winardi
menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat
internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya
sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu (Winardi, 2001 : 2).
Dari beberapa pengertian motivasi diatas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pengertian motivasi adalah pemberian daya pendorong
atau penggerak yang diberikan pimpinan kepada seseorang dengan maksud
agar seseorang itu mau bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi.
Beberapa faktor yang dapat mempngaruhi motivasi oraganisasi :
Tujuan
Visi,
misi dan tujuan yang jelas akan membantu suatu organisasi dalam
bekerjasama. Namun hal tersebut belum cukup jika visi., misi dan tujuan
yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota..
Tantangan
Manusia
dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight atau flight
syndrome”. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara naluri manusia
akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut
(fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada
merupakan suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain
tantangan tersebut justru merupakan motivator.
Namun demikian
tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan. Sebuah organisasi
tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah
bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang
dalam interval. Salah satu criteria yang dapat dipakai sebagai acuan
apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari
tugas tersebut. Jika terlalu sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal
yang mustahil dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai
mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka team juga akan malas
untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan menimbulkan kebanggaan
bagi yang melakukannya.
Keakraban
Team
yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain,
setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling
menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara
hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting
karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan
komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota organisasi.
Tanggungjawab
Secara
umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab.
Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat
perubahan atau mengambil suatu keputusan. Suatu organisasi yang diberi
tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki
motivasi kerjasama yang tinggi.
Budaya
Setiap
orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri,
mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju
kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah organisasi setiap anggota
merasa bahwa organisasi tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka
untuk melakukan hal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan
komitment yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan
pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga
diri. Kebiasaan-kebiasaan seseorang didalam organisasi pun dapat
mempengaruhi kelakuan seseorang untuk mendapatkan motivasi. Norma-norma
yang baik ada didalam organisasi juga bisa mempengaruhi seseorang untuk
lebih baik dan lebih maju.
Kepemimpinan
Tidak
dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan
penting dalam mendapatkan komitment dari anggota suatu organisasi.
Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team-nya
untuk bekerja dengan tenang dan harmonis.
sumber : http://rhemine.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar